Kulit Singkong menjadi Alternatif Bahan Baku Kertas

kulit singkong

CONTOH KULIT SINGKONG

1. Kulit singkong bisa dijadikan bahan untuk pembuatan kertas,   mengingat serat yang terkandung di dalam kulit singkong .

2. Limbah kulit singkong bisa dimanfaatkan untuk:

  • makanan  (kripik,dendeng,sayur, saus ,krupuk, dll)
  • Bioetanol, pupuk, karbon aktif, paving blok,pemadam api, pakan ternak, dll)

3. Sludge dari  pabrik tepung Tapioka, yang  dikenal dengan Onggok  Juga dapat dijadikan bahan untuk pembuatan kertas

4. Bila diproses lebih lanjut Kulit Ari Singkong juga dapat dijadikan Dry Strenght  untukPembuatan Kertas pada kertas Corugating  medium pada Size Press.  (dengan Cationizer yang disebut MEC SUPER)   sehingga Cost menjadi lebih rendah  dibanding dengan menggunakan Tapioka industri.

Berikut ini contoh kulit singkong yg uda jadi chip :

chip kulit singkong

Yang dibawah ini uda jadi sludge kulit singkong :

sludge kulit singkong

Nah,,ini yang ditunggu2…kertas yang terbuat dari kulit singkong, ini nih penampakannya :

kertas kulit singkong

Kertas ini juga disebut Kertas b-kraft & fluting.

GELAGAH/PERUMPUNG/KASO SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU KERTAS

Gelagah/Perumpung/Kaso
1. Gelagah /Perumpung dan Kaso merupakan tanaman Perdu yang mudah tumbuh di pinggiran sungai.
2. Batang Gelagah ini juga dapat dijadikan bahan baku pembuat kertas.
3. Hasil penilitian pada PT. Daya Guna Serat Indonesia di Bekasi. Telah dilakukan plant test memberikan nilai positif terutama bila di lakukan pemutihan ( Bleaching) akan menjadi bahan  baku untuk kertas putih dan Tissue paper.
Berikut penampakan pohon gelagah
pohon geladah
pohon geladah1
 Nah, kalo yang satu ini batang pohon gelagah yang uda di buat chip.
batang gelagah chip
Kalo yang dibawah ini gelagahnya uda jadi serat.
serat gelagah
Nah, ini Serat Gelagah setelah di Bleach
serat gelagah stlh bleach

Alternatif Bahan Baku Kertas Bungkus

PENDAHULUAN:

1. Jaman dulu pembungkus makanan menggunakan daun pisang, pada tahun 1990-an  mulai dikembangkan pembungkus kertas dengan menggunakan kertas Samson Kraft dan dilaminating dengan plastik seperti yang banyak digunakan sekrang ini.

2. Salah satu pabrik kertas di Bekasi awalnya memproduksi  kertas samson tersebut dengan warna Hijau sebagai pengganti Daun Pisang dan saat ini dikenal dengan nama kertas medium liner 70 Gsm.

3. Teknologi terus berkembang dan berdasarkan penelitian bahwa lapisan plastik  tersebut bila terkontak dengan  makanan panas  akan menimbulkan efek yang tidak baik bagi kesehatan sehingga perlu digunakan jenis bahan yang  sesuai ”FDA Regulation 21 CFR 176.170 components of paper  in contact with aqueous and fatty foods dan  FDA of 176.180  components of paper in contact with Dry food”.

Telah beberapa lama saya melakukan penelitian, akhirnya saya dapatkan pengganti lapisan plastik kertas Samson tersebut dengan Styronal.

Berikut ini mesin yang saya gunakan :

Mesin  Pelapis Styronal

mesin pelapis

Mesin Pelapis/laminating atau coating

1. Mesin laminating plastik membutuhkan investasi modal yang cukup besar dan memerlukan daya listrik yang cukup besar pula.
2. Sedangkan Mesin pelapis/coating Styronal investasi yang rendah dan menggunakan daya listrik yang lebih rendah.
Berikut ini hasil dari penelitian saya, pengganti kertas bungkus.
IMG_0902
untuk info lebih lengkap, bisa langsung menghubungi saya 🙂
Terima kasih
by : Gunawan Surya

DARI LIMBAH MENJADI DEVISA

Dengan bahan baku janjang kelapa sawit dan bahan bakar cangkang yang notabene limbah, bisa menghasilkan pulp dan kertas dengan kapasitas cukup tinggi.

Yang jelas selam ini limbah kepala sawit (LKS) lebih banyak dibuang begitu saja. Sebagian dibakar dan kemudian dijadikan briket arang. Sebagian lagi dikembalikan ke kebun untuk meningkatkan unsur hara. Padahak, bila dimanfaatkan secara optimal, LKS ini masih mempunyai nilai ekonomi  cukup tinggi. Boleh jadi, LKS menjadi salah satu andalan sumber devisa.

LKS yang dimaksud adalah janjang kelapa sawit dan cangkang. Janjang kelapa sawit, khususnya, memang sulit dimanfaatkan karena kadar minyaknya sangat rendah, sebaliknya kadar airnya cukup tinggi. Sementara, penanganannya sebagai limbah selama ini memakan biaya yang cukup besar.

Nah, bila industri kelapa sawit ini berkonsep “industri kelapa sawit terpadu”, maka kedepannya, industri ini  niscaya makin cerah. Pasalnya, janjang kelapa sawit bisa diolah menjadi bahan baku pulp dan kertas dan shellnya bisa dijadikan sebagai bahan bakarnya.

Seiiring dengan itu, di pasar dunia terutama di negara2 maju, kini lebih menghendaki pulp yang berasal dari limbah seperti ampas tebu, janjang sawit, sekat rami, dan beberapa limbah lainnya. Negara2 maju ini juga menghendaki pengolahan pulp yang tidak mencemari lingkungan. Harga kertas di pasar internasional yang terus memikat, sementara daya beli di dalam negeri melemah, sebenarnya merupakan peluang emas juga untuk industri kertas di dalam negeri.

Pabrik Kelapa Sawit Terpadu 60 FFB

Pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 FFB, di samping menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) sekitar 24 ton/jam (yang akan menghasilkan minyak goreng dengan kapasitas 2,4 ton/jam), pabrik masih menyisakan 2,4 ton/jam kernell (yang kana menghasilkan minyak inti sebesar 1,7 ton/jam) dan 10,2 ton/jam shell dan fiber sebagai bahan bakar. Selain itu, pabrik masih menyisakan 13,2 ton/jam janjang kosong yang kaya fiber sebagai bahan pulp.

Dengan teknologi fluidized bed, jumlah shell yang ada, yaitu 10,2 ton/jam shell, minimal dapat dibangkitkan 80 ton/jam uap yang sebagian dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik sekitar 5,5 MW.

Seperti diketahui, dengan tekonologi unggun terfluida ini, memang lebih unggul dan banyak diminati, karena lebih berwawasan lingkungan, yaitu emisi SO2 yang rendah-tanpa membutuhkan sistem scrubbing gas asap (flue gad) yang rumit dan dapat mengendalikan emisi SO2 lebih dari 95 persen. Selain  itu, emisi NOx dapat ditekan disebabkan suhu pembakaran yang rendah (850 – 900˚C), serta dengan pembakaran bertingkat (staged combustion.

Sebaliknya, dengan boiler standar yang ada saat ini, terutam shellnya, tidak dapat dimanfaatkan. dengan demikian, shell kini menadi profity center yang menguntungkan. Karena sebagai bahan bakar, shell harganya jauh lebig murah dibandingkan kayu atau batu bara. Menurut saya, dengan integrated seperti ini, bahan bakarnya menjadi nol, sementara kayu dan batu bara harus membeli.

Integrated Palm Oil Plant

integrated Palm Oil Plant

Pada akhirnya pabrik CPO menjadi sangat kompetitif karena kedua cost centernya (janjang dan shell) dapat dihilangkan. Efisiensi tenaga listrik dan uap-nya juga naik karena dapat dipakai bersama dua pabrik lain. Dan, biaya ditribusi  serat transport bahan baku dapat ditekan. Juga, pabrik minyak gorengnya menjadi sangat kompetitif. Komponen produksi yang terpenting, yakni listrik dan uapnya jauh lebih murah dibanding pabrik2 yang belum terpadu.

Pabrik pulp yang terintegrasi dengan mesin utama BIVIS dari Perancis tentu saja akan lebih efisien. Di samping bahan baku janjang sawit nilainya sangat murah, pembuatan pulp dengan proses thermo mekanis juga murah. Karena menurut saya pemakaian bahan kimia terbatas, maka akibatnya pengolahan limbah pun tidak rumit. Sementara, investasi peralatan pulp plat dengan proses thermo mekanis jauh lebih murah dibanding dengan proses kimia.

umumnya, pabrik pulp berskala besar memakai proses thermo chemical, karenakan menghasilkan pulp yang lebih bagus, di samping efisiennya yang cukup tinggi. Namun, pengolahan limbahnya cukup berat. Lagi pula investasinya sangat mahal. Pada pabrik thermo chemical, untuk investasi pengolah limbah black liqour, berupa recovery boiler yang harganya hampir sama dengan pabrik pulpnya sendiri.

Sebaliknya, pada proses thermo mekanis, karena limbahnya dapat langsung dibuang pada water treatment plant dengan pengenceran. Juga pada proses thermo mekanis, maksimum pemakaian NaOH hanya 20 persen dari pabrik pulp yang menggunakan proses thermo chemical.

Limbah pabrik CPO yang bersifat asam dan limbah pabrik pulp bersifat basa, bial bercampur akan meringankan proses selanjutnya. Dengan dukungan drainage yang bail berkat kompresor2 sebesar 1 MW, amak air dibuang ke sungai.

Keuntungan lainnya adalah pebrik ini akan menghemat jumlah operator pengolahan, raw water untuk pabrik, WTP untuk boiler, dan baiya2 yang berkaitan dengan alternatif transport. Belum lagi kalau investasinya diteruskan dengan mini paper plan untuk keperluan labeling dan packing, dan pabrik botol plastik untuk minyak goreng, masih terdukung jumlah bahan bakar untuk tenaga listrik dalam jumlah yang banyak.

Nonkayu Sudah Lama

Penggunaan bahan baku kertas nonkayu sebenarnya sudah lama dilakukan Pabrik Kertas Padalarang, cikal bakal industri kertas dan pulp di INdonesia yang sejak 1923 menggunakan bahan baku merang. Namun, sejak tahun 1970, penyediaan merang makin sulit karena makin luasnya tanaman padi unggul sebagai upaya menuju swasembada.

Usaha menemukan bahan baku pulp nonkayu, lainnya akhirnya dilakukan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa (BBS) di Bandung, antara lain dengan menggunakan limbah pertanian berupa ampas tebu (bagas) dan terakhir LKS.

Bahkan Pabrik Kertas Padalarang dan Pbarik Kertas Leces Probolinggo yang melakukan pembuatan pulp dan kertas dari bahan baku LKS dalam percobaan yang dilakukan menyimpulkan, LKS bisa dijadikan bahan baku pulp dan kertas. Namun untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas maupun kualitas pulp dan kertas yang dihasilkan, diperlukan penanganan awal untuk menghilangkan / mengeliminasi bahan non serat pada LKS.

dari segi morfologi, para peneliti BBS pada mengungkapkan, LKS memiliki panjang serat rata2 0,74 mm dan diameter luar 10,14 mm. Berdasarkan klasifikasi panjang serat menurut Internasional Association of Wood Anatomist/IAWA termasuk serat pendek, sedangkan diameternya termasuk serat sedang menurut klasifikasi Klemm. LKS dapat disetarakan dengan kayu kelas mutu III. Serat yang termasuk dalam mutu ini mempunyai serat berukuran pendek sampai sedang, dinding sel dan lumen sedang, dalam lembaran pulp serat  agak memipih dan iktaan seratnya baik. Diduga serat ini akan menghasilkan kekuatan sobek, retak dan tarik sedang.

Namun karena sifat fisik dan bentuk dimensinya berbeda, teknologi pengolahan LKS dan peralatannya berbeda dengan menggunakan bahan baku konvensional seperti kayu pinus, kayu sengon, jerami dan lainnya.

Sebelum diproses menjadi pulp, LKS lebih dulu harus dirajang sehingga membentuk serpihan2. Namun sebelum dijadikan bahan baku pulp, LKS umumnya mengandung kadar air 60-70 persen madih harus dikeringkan dan dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan mesin kempa (single screw press).

Melalui proses yang terakhir ini, kadar air dan kadar minyak rajangan bisa diturunkan menjadi 50 dan 51 persen. Analisis cairan menunjukkan, kotoran yang terlarut dalam cairan hasil pengempaan sebesar 4,77 persen dari berat cairan dan kadar air 87,63 persen. Selain kotoran dan air yang dikeluarkan dari hasil pengempaan, secara bersamaan dikeluarkan pula minyak sebanyak 7,60 persen dari berat cairan. Sehingga sekaligus akan menambah pendapatan pabrik.

Baik mesin rajang (chipper) maupun mesin kempa yang disesuaikan dengan kapasitas pabrik minyak kelapa sawit menghasilkan 6 ton/jam.

Mesin rajang tersebut dirancang berdasarkan alat pemotong sistem gunting, masing2 terdiri dari sembilan mata pisau berbentuk lingkaran yang berputar berlawanan arah dengan kecepatan saling berbeda. Hasil rajangan rata2 memiliki panjang serat 52 mm dengan kisaran panjang 30-75 mm, sesuai dengan kebutuhan LKS sebagai bahan baku pulp.

Dari berbagai hasil penelitian dan percobaan itu, LKS ternyata memiliki potensi besar sebagai bahan baku pulp dan kertas mengingat ketersediaannya. Areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia sampai 1995 mencapai 2 juta ha. Tahun 2000 meningkat lebih dari 2 kali lipat sampai mencapai 5 juta ha. Dari 1 ha kebun kelapa sawit akan diperoleh 2,64 ton LKS dan dengan rendemen sekitar 35 persen, akan dihasilkan 0,57 ton pulp.

Sementara itu, ketersediaan LKS pada tahun 1997 adalah 2,2 juta ton berat kering atau setara denagn empat juta ton berat basah. Tahun 2000, industri kelapa sawit diperkirakan akan menghasilkan 2,8 juta ton LKS. Jika jumlah sebanyak itu tidak dikelola secara baik, sebagai limbah, LKS bisa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Pilih terbuang percuma atau menghasilkan devisa!

 

by : Gunawan Surya

PABRIK KERTAS BERBAHAN BAKU ABU BATU BARA

Kali ini saya akan bahas tentang pabrik kertas yg berbahan baku abu batu bara…..

1. Sekilas fly ash kertas sepenuhnya otomatisasi produksi :

Tingkat tinggi otomatisasi jalur produksi, komponen inti yang digunakan di Finlandia, Swedia, sejumlah desain lingkungan berteknologi tinggi dan canggih, terbang bahan ash baku dan aksesoris langsung ke rumus yang tepat, menjadi cair dalam tungku suhu tinggi, membuat serat ke dalam mekanisme kecepatan tinggi sentrifugal ke Superfine khusus serat pembuatan kertas awal, kemudian tambahkan pelembut pengolahan mendalam fisik, microfiber pulp untuk menghasilkan fly ash.

pabrik abu batu bara

2. Fly ash dan pembuatan kertas berteknologi tinggi:

Luas salib proyek teknis milik berteknologi tinggi proyek-proyek padat, dan mengisi kesenjangan dalam teknologi, pada tingkat lanjutan internasional. Proyek 8-10 tahun teknologi serat manufaktur formulasi bahan baku, formulasi kimia pengubah pelunakan, formulasi pembuatan kertas aditif dan proses kertas teknis khusus dan peralatan produksi
Bedah kerahasiaan dan kemampuan pasar yang unik, dengan keuntungan promosi teknologi dan kepemilikan eksklusif produk high-end yang kompetitif.

tiang2 pabrik

Berikut penampakan2 pabriknya :

penampakan pabrik

penampakan pabrik2

by : Gunawan Surya

FIBER KELAPA SAWIT (PALM)

Setelah melakukan beberapa penelitian, berikut saya berikan contoh hasil bahan baku yang dapat digunakan untuk membuat kertas yang berasal dari pohon kelapa sawit :

the cycle

Palm Paper Packaging : The Cycle

1. FIBER AUL AUL ( EFB)

aul2

2. FIBER TRUNK (BATANG PALM)

trunk

3. FIBER FROND (PELEPAH)

frond

Buat yang ga tau apa itu EFB, TRUNK, FROND…nah cekidot penampakannya :

penjelasan

Nah ini dia nih salah satu mesin yang digunakan untuk grinder palmnya :

hg600tx

By : Gunawan Surya

Sludge Cellulose Dregs Pulp

Analysis of property of SCDP Raw material and it’s origin.

  • Selection of the SCDP
  1. ease of pulp : using L&W pulp fiber standard ease control gets the SCDP eased fully. The easing condition : pulp consistence 2%, easing time 5 min.
  2. the stage 1 screening of the SCDP : using L&W screening machine for filtering to remove the larger particles of impurities (main rice hulls), selecting 0.30mm of slit screen. Thickening the filtered dregs pulp to 20% of consistence for backup.
  • Refining the high consistence of SCDP
  1. refining the SCDP : get the above backup pulp filtered by 0.30 mm slit screen into KRK refiner for refining the pulp, the stage of refining is 2, refiner gap is 0.15mm, the consistence of pulp is 18%.
  2. the stage 2 screening of the SCDP : using L&W screening machine selects the pulp refined through KRK high consistence refiner, selecting 0.20mm of slit screen.

According to the data of fiber analysis, the content of small components in SCDP is rather high 37.6%, which is much higher than normal papermaking pulp; the component of longer fiber, their average width are 49.6µm (whereas, the fiber width of softwood pulp is about 30µm), therefor, we can see that the state of SCDP through high consistence refining is similar to wood dregs, and can’t fully be changed into pulp. So, we can conclude that SCDP is not suitable for papermaking by itself.

Determination of The Physical Properties of Paper Sheet

Get the 44˚SR of beaten SCDP mixed with OCC pulp, then eased in L&W standard pulp-easing machine or pulp-easing control, and make handsheets of the basic weight on standard sheet former being 110g/m2.

All the handsheets, after two stages of press, adopt quickly heating and drying then transfer them to the room of relative  humidity (50±2)% and temperature (23±1) ˚C to balance their moisture, finally, checking their tightness (GB/T 451.3-1989), tensile strength (GB/T453-1989), tear resistance (GB/T 451.3-1989 GB/T 455.1-1989) and ring crush strength (GB?T 2679.8-1995) etc. according to state standard.

According to the above result, we can conclude that:

  1. it can’t make paper by SCDP itself, the reason are : (1) there are rather high content of small components in pulp; some starch residues get filtration of pulp very difficult; (2) the binding force between fibers is small, which gets the strength of finished paper very low and poor quality paper.
  2. the highest adding percentage of  SCDP is 60%, if the adding percentage is more than 60%, the filtration of mixed pulp is very difficult, and the mixed pulp can’t from paper of good quality.

Result :

By : Gunawan Surya

Sorgum Manis Sebagai Alternatif Bahan Baku Kertas

Sorgum manis selain dapat dijadikan pangan, pakan dan energi. Biji sorgum yang menghasilkan tepung juga bisa diolah untuk berbagai macam produk, salah satunya bahan baku etanol.

1. 3,6 ton pangan + 6.180 L bioetanol + 42,4 ton pakan hijauan

2. 7.980 L bioetanol + 42,4 ton pakan hijauan

3. 3,6 ton pakan + 2.800 L bioetanol + 81,2 ton pakan hijauan

proses penanaman sorgum

Sedangkan batang sorgum memiliki potensi yang sangat besar. Batang ini mengandung serat selulosa yang bisa dijadikan sebagai bahan baku pulp. Batang ini dicacah hingga halus sebelum diolah menjadi pulp.

Berikut saya sertakan hasil pengujian terhadap sorgum untuk dijadikan bahan baku kertas / pulp

Jenis contoh : Serat Sorgum ( depitehing )

Bentuk contoh : Ex. Knidir 

Jenis contoh : sorgum (total)

Bentuk contoh : Ex. Press Nira (knider)

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan sorgum, kertas yang dihasilkan memiliki kualitas kertas yang sangat bagus.

Terima kasih:)

By : Gunawan Surya

SUBSTANCE AND MOISTURE CONTROL FOR PAPER

DIAGRAM OUM-SMART INFRARED SUBSTANCE AND MOISTURE CONTROL

Main Technical Index

1. —Measuering range: substance: 10 – 500 gsm
—                                           Moisture rate: 0 – 20 %
—2. Subtance measurement accuracy Q:
—     Subtance < 100 g/m2 Q< +/- 0,2g/m2
—     100g/m2 <Subtance<500g/m2 Q<+/- 0,5%
—3. Moisture Mesurement accuracy Q:
—     Subtance < 200/m2,    Q < +/- 0,2 %
—     Subtance 200 to < 500 g/m2  Q < +/- 0,2 %
—4. Working voltage:  AC  220 Vot +/- 20 %
—5. Responese  time :  t <  50 ms
—6. Signal output:
—     Digital Output :  RS 485:
—     Analog Output  4 – 20 ma
—7. Curve Saving: The device can save 100 kinds of paper curve from 00 – 99.
—8.  Power :  30 watt
Scope of supply
—1. Mother Board
—2. Sending & Received Module
—3. Eztrend Recorder ( Honeywell)
—4. UDC-2500 ( Honeywell)    2 set
—5. Frame ( Fixed)
—6. Air regulator
—7. Cable
—8. Panel Box
—9. Fotocell Control
10. Air Fan
OUM-SMART INFRARED
EZTREND RECORDER
SCANNING   FRAME
Fixed frame
Curve  out put  infrared
by : Gunawan Surya